Bandung dan Sukarno: Kisah Perjuangan Sukarno di Kota Bandung Masa Pergerakan Nasional
150000
Description
Bandung dan Sukarno: Kisah Perjuangan Sukarno di Kota Bandung Masa Pergerakan Nasional
Penulis: Rina Andriani Hidayat, Muhamad Satria Nugraha, Mohammad Refi Omar Ar Razy
Editor: Reiza D. Dienaputra
Penerbit: CV Balatin Putera Puteri
Ukuran Buku: 16,2 x 24 cm
Tebal Buku: 124 halaman (banyak foto full colour)
Sinopsis
Sosok Sukarno selalu menarik untuk dibahas dalam berbagai sisi. Banyak buku yang menceritakan Sukarno ketika muda, saat menjadi proklamator atau bahkan ketika Sukarno menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia hingga dinamika lengsernya sampai pada kematiannya. Namun, di antara karya-karya tersebut, masih sedikit yang membahas secara khusus tentang perjalanan Sukarno di Bandung. Padahal dalam sejarahnya Bandung memiliki peranan besar bagi pemikiran dan pergerakan Sukarno muda. Pertanyaannya mengapa harus Bandung? Apa yang menjadi spesial sehingga Sukarno menghabiskan waktu mudanya di Bandung? Apa hanya faktor pendidikan atau ada faktor lain? Tentu hal-hal seperti itu sangat menarik untuk dibahas yang kemudian mengetahui motif Sukarno memilih Bandung sebagai tempat pendidikan dan pergerakan.
Sukarno adalah Bandung, Bandung adalah Sukarno, demikian kata yang tepat untuk menggambarkan betapa dekatnya Sukarno dengan Kota Bandung atau sebaliknya, betapa dekatnya Kota bandung dengan Sukarno. Bandung bagi Sukarno tidak sekedar tempat untuk mengambil studi pada jenjang pendidikan tinggi akan tetapi juga merupakan kawah candradimuka dalam mengasah kematangannya dalam berpolitik. Di Bandung lah Sukarno menjalani proses pematangan sebagai aktivis politik, sekaligus tokoh pergerakan nasional. Di Bandung lah Sukarno memperoleh inspirasi untuk membangun sebuah ideologi baru khas Indonesia, yakni marhaenisme. Di Bandung pula Sukarno berhasil membangun organisasi pergerakan sekaligus partai poliik yang begitu menggegerkan sekaligus menakutkan bagi penguasa kolonial, yakni Partai Nasional Indonesia. Lebih dari itu, di Bandung pula Sukarno mengakhiri masa lajangnya, dengan menikahi wanita dambaan hatinya, yakni Inggit Garnasih, pada tahun 1923.